Arti Era Revolusi Industri 4.0 – Pengertian Revolusi Industri 4.0 – Dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dunia saat ini, segala sesuatunya berkembang dengan pesat, begitu pula dengan sektor industri. Belakangan ini istilah Industri 4.0 sering terdengar. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan Industri 4.0?
Istilah ini pertama kali terdengar di Pameran Hannover yang diadakan pada tanggal 4 hingga 8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk membawa sektor industri saat ini ke tingkat berikutnya dengan bantuan teknologi.
Arti Era Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0, juga dikenal sebagai “sistem siber-fisik,” adalah sebuah fenomena di mana teknologi siber dan otomasi bekerja sama.
Revolusi Industri 4.0 Adalah
Revolusi sendiri membawa banyak perubahan di berbagai bidang. Banyak perusahaan yang awalnya membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar, kini dapat digantikan dengan mesin berteknologi. Kami akan memberikan tambahan informasi mengenai Industri 4.0 yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan revolusi siber-fisik berfokus pada otomatisasi dan kolaborasi antar teknologi saber. Revolusi 4.0 sendiri muncul pada abad 21 dan ciri utamanya adalah integrasi teknologi informasi dan komunikasi pada sektor industri.
Dengan hadirnya revolusi ini, banyak hal yang berubah di berbagai bidang. Awalnya dibutuhkan banyak pekerja untuk melaksanakan tugas tersebut, namun kini pekerja tersebut telah digantikan oleh mesin teknis.
Pada tahun 2014, Kanselir Jerman Angela Merkel mendefinisikan Revolusi Industri 4.0 sebagai transformasi komprehensif seluruh aspek produksi dalam industri melalui kombinasi teknologi digital, Internet, dan industri tradisional.
Strategi Making Indonesia 4.0 Dan Pemuda Sebagai Jembatan Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Sebaliknya menurut Schlechtendahl dkk (2015), revolusi industri telah memunculkan unsur kecepatan dalam ketersediaan informasi, yaitu lingkungan industri dimana semua entitas selalu terhubung dan dapat dengan mudah berbagi informasi dengan masing-masing entitas menekankan. lainnya. .
Revolusi Industri membawa perubahan dalam cara masyarakat hidup, bekerja, dan berinteraksi, yang dijelaskan secara rinci dalam buku The Fourth Industrial Revolution:
Dalam Revolusi Industri 4.0, sembilan teknologi berikut akan menjadi pilar pembangunan digitalisasi seluruh industri yang ada.
Teknologi pertama yang dikembangkan pada masa Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things (IoT). Ini adalah konsep bahwa objek dapat mentransfer data yang ada melalui jaringan tanpa memerlukan campur tangan manusia.
Belajar Coding Itu Penting Di Era Revolusi Industri 4.0
IoT sendiri merupakan suatu sistem yang menggunakan berbagai perangkat komputasi, mesin, dan mesin digital menjadi satu kesatuan yang terhubung. Sistem Internet of Things sendiri terdiri dari empat komponen: perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna.
Contoh produk yang didukung teknologi IoT adalah Jarvis yang dapat mematikan lampu di pagi hari. Selain itu, beberapa aplikasi yang menggunakan IoT antara lain Gowes yang menggunakan IoT untuk bike sharing, eFisery yang menggunakan IoT untuk memberi makan ikan secara otomatis, Qlue yang menggunakan IoT untuk smart city, dan Food and Agriculture dan lainnya yang menggunakan IoT.
Buku sains terbaru, Ddotty & Sleepground – Industrial Revolution 4, memuat informasi menarik seputar Revolusi Industri 4.0, serta perjalanan Ddotty & Sleepground menjelajahi dunia masa depan dengan menggunakan teknologi canggih, dikemas melalui ilustrasi menawan.
4.0 Teknologi kedua yang dikembangkan pada revolusi industri adalah big data. Big data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan data dalam jumlah besar, termasuk data terstruktur dan tidak terstruktur.
Revolusi Industri 4.0 Vs. Sektor Industri Dan Jasa Indonesia
Big data sendiri digunakan di banyak bisnis dan membantu perusahaan menentukan arah bisnisnya. Di bawah ini adalah beberapa penyedia layanan yang termasuk dalam pemanfaatan teknologi big data di Indonesia.
Teknologi ketiga yang dikembangkan pada Revolusi Industri 4.0 disebut Augmented Reality (AR) atau AR.
AR merupakan suatu teknologi yang menggabungkan objek-objek dari dunia maya dua dimensi dengan objek-objek tiga dimensi yang telah ada di lingkungan nyata, dan memproyeksikan objek-objek virtual yang ada secara real-time.
Beberapa aplikasi yang menggunakan teknologi AR atau augmented reality atau lebih dikenal dengan facial recognition adalah aplikasi chatbot dan facial recognition.
Komunikasi Di Era Revolusi Industri 4.0
Teknologi keempat yang dikembangkan dalam revolusi industri 4.0 adalah keamanan siber. Ini merupakan upaya untuk melindungi semua informasi yang disimpan dari serangan dunia maya. Serangan siber sendiri adalah segala jenis aktivitas yang sengaja dilakukan untuk membahayakan kerahasiaan, integritas, atau ketersediaan informasi.
Teknologi kelima yang dikembangkan pada Revolusi Industri 4.0 adalah apa yang bisa kita sebut dengan kecerdasan buatan atau AI. AI sendiri, atau mesin dengan kecerdasan mirip manusia, merupakan salah satu jenis teknologi komputer.
Fungsi utama kecerdasan buatan adalah menggunakannya untuk terus belajar dari data yang diterimanya. Semakin banyak data yang diambil dan dianalisis, semakin akurat prediksinya.
Perkembangan teknologi keenam yang muncul dari Revolusi Industri 4.0 adalah teknologi baru di industri manufaktur yang dikenal dengan seringnya penggunaan printer 3D.
Society 5.0: Masyarakat Super Cerdas, Definisi Dan Penerapannya
Dengan majunya era teknologi saat ini dan berkembangnya era digital saat ini, gambar dan desain digital yang diciptakan kini dapat dijadikan sebagai benda fisik yang dapat disesuaikan ukuran dan bentuknya, seperti yang dijelaskan dalam buku Gramed, Revolusi Industri 4.0 Ini telah menjadi. Di bawah.
Teknologi ketujuh yang dikembangkan dalam Revolusi Industri 4.0 adalah simulasi. Ini adalah bentuk operasi yang khas dari waktu ke waktu. Simulasi sering digunakan dalam berbagai situasi, termasuk simulasi teknologi yang digunakan untuk optimalisasi kinerja, rekayasa keselamatan, pengujian, dan pelatihan.
Teknologi kedelapan dalam pembangunan yang muncul pada Revolusi Industri 4.0 adalah integrasi sistem atau integrasi sistem, yaitu seperangkat hubungan antara beberapa sistem, baik secara fisik maupun fungsional. Sistem ini menggabungkan komponen-komponen subsistem yang ada ke dalam satu sistem, memastikan seluruh fungsionalitas yang ada berfungsi dengan baik sebagai satu kesatuan dari sistem yang ada.
Teknologi kesembilan dalam perkembangan yang muncul dari Revolusi Industri 4.0 adalah cloud computing. Teknologi inilah yang menjadikan Internet saat ini sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Komputasi awan memberi pengguna komputer akses ke server virtual yang dapat mereka gunakan untuk mengonfigurasi server mereka melalui Internet. Terdapat tiga jenis model layanan untuk cloud computing, atau komputasi awan itu sendiri, yang terdiri dari:
Pendidikan 4.0: Apa Itu? Dan Era Revolusi Industri
Di bawah ini beberapa aplikasi yang dibuat dengan menggunakan teknologi cloud computing Indonesia yaitu K-Cloud, CloudKilat, Dewaweb, dll.
Pembahasan revolusi industri yang terjadi di Indonesia juga dibahas dengan baik dalam buku Tafsir 4.0 di Era Revolusi Industri yang memuat komentar para ulama tafsir klasik dan modern.
Kemunculan revolusi ini sendiri telah memberikan kemudahan bagi banyak sektor industri. Namun selain dampak positif tersebut, terdapat juga dampak negatif akibat revolusi ini. Melansir website Binus University (Binus.ac.id), berikut beberapa dampak positif dan negatif Revolusi Industri 4.0.
Ada empat prinsip desain untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan menerapkan skenario Revolusi Industri 4.0:
Pelajari Perkembangan Teknologi Transportasi Di Era Revolusi Industri 4.0
Prinsip desain yang pertama adalah interoperabilitas atau kompatibilitas. Ini adalah kemampuan mesin, sensor, perangkat, dan manusia untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT), atau Internet of People (IoP).
Prinsip desain kedua adalah transparansi informasi. Ini adalah bentuk kemampuan sistem informasi untuk membuat salinan dunia fisik dan mengubahnya menjadi format virtual, dengan melengkapi model pabrik digital yang ada dengan data sensor. Prinsip ini sendiri mengharuskan pengumpulan data sensor dalam bentuk mentah untuk menghasilkan informasi kontekstual yang bernilai tinggi.
Prinsip desain keempat adalah pengambilan keputusan secara otonom. Ini adalah kemampuan sistem cyber-fisik yang ada untuk membuat keputusan independen dan melaksanakan tugasnya sendiri. Jika terjadi pengecualian, interupsi, atau tujuan yang bertentangan, tugas dilimpahkan kepada atasan.
Contoh penerapan Industri 4.0 di Indonesia dapat ditemukan pada industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Salah satu contohnya adalah kebijakan e-chart IKM. Hal ini diberikan kepada pelaku usaha untuk mempromosikan produk yang ditawarkannya melalui platform digital sehingga proses pemasarannya menjadi lebih luas. Selain itu, berikut lima contoh industri yang tercipta akibat perkembangan teknologi digital.
Kuliah Umum Perdana: Pembangunan Wilayah Berkelanjutan Dalam Era Revolusi Industri 4.0
Contoh pertama adalah e-commerce, dimana industri ritel telah berubah karena pengaruh teknologi. Awalnya, e-commerce adalah platform yang digunakan untuk transaksi jual beli antar pengguna yang tidak terhubung dengan perusahaan besar.
Salah satu platform e-commerce tertua di Indonesia, antara lain Tokobagus, Kaskus FJB, dan Berniaga. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi serta infrastruktur logistik, industri e-commerce menjadi sangat menjanjikan dan memasuki industri ritel tradisional.
Hal ini dikarenakan e-commerce dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih user-friendly dan nyaman dibandingkan dengan cara tradisional.
Contoh kedua adalah agregator layanan mulai dari agregator real estat, transportasi, layanan medis, dan reksa dana. Semua itu kini dapat diakses dengan sentuhan jari atau gadget apa pun yang Anda miliki.
Apa Itu Revolusi Industri 4.0? Sejarah & Contohnya
Dulu, informasi harus diteliti dan bisnis harus menunggu pelanggan datang, namun kini situasinya sebaliknya. Manfaat lain dari agregator layanan adalah transparansi data.
Ini karena agregator mengumpulkan data yang berbeda.