Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Artikel Pendidikan Di Era New Normal –  Ada persepsi di sekolah dan kampus bahwa hal tersebut perlu diatur secara detail dan membutuhkan banyak sumber daya. Hal ini dipandang penting karena orang tua dan siswa semakin khawatir dengan sistem homeschooling di saat pandemi Covid-19 belum mereda dan vaksin belum ditemukan.

Rulyanti (45), seorang ibu rumah tangga asal Jakarta Selatan, lebih memilih membiarkan anaknya pulang sekolah dibandingkan membiarkannya beraktivitas di luar ruangan jika situasi pandemi Covid-19 terus berlanjut. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan oleh institusi pendidikan juga akan diperiksa.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

“Aku tidak akan menyekolahkanmu jika itu berisiko. Pertama, Anda harus melihat seperti apa [situasi] di sekolah; apakah Anda berada di dekatnya atau tidak, apakah Anda memakai masker. Jika tidak, saya akan menjemput anak itu dan mengirimnya pulang. Jangan biarkan dia bersekolah,” katanya.

Lingkungan Belajar Di Era New Normal Di Tk Matuari Werot

Ia mengaku lebih memilih anak-anaknya belajar di rumah jika kondisi tidak aman. Meski diakui Rulyanti, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini juga tidak efektif untuk kesehatan mental anak.

Rulyanti mencontohkan sikap anaknya yang kerap ketahuan malas saat mengikuti kegiatan pendidikan melalui Zoom atau menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Anak Derryl, 15 tahun, mengaku sikapnya itu karena merasa risih berada di dekat PJJ. Motivasinya memudar karena tidak mempunyai teman belajar.

Ia pun khawatir PJJ akan terus belajar di tahun ajaran baru. Alasannya adalah dia akan melanjutkan ke sekolah menengah. Pikiran bertemu guru dan teman di sekolah baru melalui dunia maya semakin menurunkan motivasi belajarnya.

Hadapi New Normal, Dengan Update Strategi Pembelajaran Digital

Tira Maya Malino, analis kebijakan publik di Wahana Visi Indonesia, berpendapat bahwa pemerintah harus mempertimbangkan suara mahasiswa ketika menerapkan kebijakan dalam menghadapi epidemi. Sebab, pandemi berdampak pada kinerja pendidikan dan kondisi psikososial siswa.

Sebuah survei terhadap 3.000 anak yang dilakukan antara tanggal 2 dan 21 April oleh Wahana Visi Indonesia menemukan bahwa pandemi ini berdampak emosional pada siswa.

Banyak siswa yang merasa terisolasi dari teman-temannya, takut dengan wabah tersebut, bosan dengan keadaan di rumah bahkan merasa tegang dalam hubungan keluarga akibat dampak ekonomi dari pandemi tersebut.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Hal ini juga sejalan dengan temuan penelitian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Artinya, 58 persen anak mengaku tidak puas mengikuti program belajar di rumah.

Kkn-ppm Hybrid 2022: Optimalisasi Kreasi Reka Potensi Desa Di Era New Normal

Kekhawatiran siswa dan orang tua juga menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mulai merencanakan pembukaan kembali kelas sekolah mulai Juli atau awal Tahun Baru 20020/2002/2021 mengingat adanya pandemi Covid-19. tahun akademik.

Plt Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Hamid menjelaskan pembukaan sekolah akan dilakukan di wilayah yang dinilai aman dari Corona. Namun, dia tidak menjelaskan di wilayah dan kategori mana saja.

Senada, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengatakan ada tiga skenario pembukaan sekolah. Yakni pada Juli, Agustus, atau Desember 2020. Menurutnya, skenario pembukaan sekolah pada Agustus kemungkinan besar didasarkan pada penilaian situasi pandemi.

Laura Navika Yamani, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, mengatakan pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi perlu mempertimbangkan banyak faktor, terutama memastikan kegiatan sosial di sekolah aman dari Covid-19.

Mari Ikuti Webinar Pgmi Uniska: Strategi Pendidikan Dasar Menghadapi Masa New Normal

“Setidaknya selama dua bulan. Kalau kasusnya terus menurun, kita bisa tenang kalau menyangkut institusi pendidikan,” ujarnya.

Meski situasi diperkirakan melemah, ia menilai aktivitas pendidikan tidak bisa segera berjalan normal kembali. Penting bagi pemerintah untuk mengembangkan standar dan protokol kesehatan yang mencakup lebih dari sekedar memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Mengutip data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan dasar dan menengah, per 19 Mei, terdapat 220.098 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah kejuruan, dan sekolah luar biasa di Indonesia.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Di tingkat universitas, Pangkalan Data Perguruan Tinggi mencatat sebanyak 4.621 perguruan tinggi pada tahun 2019. Ini termasuk universitas, institut, sekolah menengah, akademi, pusat pendidikan orang dewasa dan perguruan tinggi teknik.

Strategi Bimbingan Konseling Di Era New Normaljust Another WordPress Siteprodi Manajemen

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan sampel kepada guru untuk mengajar siswa selama pembelajaran jarak jauh tanpa memberikan kurikulum khusus karena pandemi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Artinya, dunia pendidikan memberikan kontribusi terhadap kehidupan banyak orang. Oleh karena itu, Laura menilai pembatasan jumlah siswa merupakan standar penting. Apalagi mengingat anak-anak, remaja, dan usia kerja, yang mendominasi sektor pendidikan, mungkin merupakan vektor virus yang paling efektif.

Nihan, guru SMA Negeri 3 Seluma Bengkulu, menyarankan sistem shift saat kegiatan pendidikan berlangsung di sekolah. Berupa sebaran gelombang rencana penerimaan mahasiswa baru.

Namun, ia menyarankan agar bahan ajar disesuaikan agar jam kerja guru tidak diperpanjang. Sebab, diakui Nihan, mustahil bisa belajar dua kali lipat dari biasanya.

Webinar It Nasional: Peran Tik Pada Ekonomi Kreatif Di Era New Normal

“Artinya jam mengajar dipersingkat. Sejauh ini, pembelajaran telah berlangsung dua kali, masing-masing 45 menit. Tapi 45 menit saja sudah cukup,” ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah juga perlu mengembangkan bahan ajar yang bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pandemi. Hal ini tidak bisa diserahkan kepada masing-masing sekolah saja.

“Pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tidak hanya mengatakan, ‘Iya, silakan ciptakan inovasi sendiri.’ “Itu tidak mungkin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih perlu menyusun pedoman,” imbuhnya. katanya.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Senada, Pengamat Pendidikan dan Wakil Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalil mengingatkan bahwa skenario normal baru dalam dunia pendidikan harus didukung oleh sumber daya yang tersedia, termasuk anggaran.

Effectiveness Of Blended Learning In The New Normal Era

Ia mencontohkan dengan mendobrak perubahan pembelajaran siswa. Hal ini berdampak pada waktu mengajar guru dan dosen serta waktu kerja tenaga pengajar lainnya. Selain itu, protokol pengendalian cepat atau rapid test corona juga harus dilakukan secara rutin.

Menyikapi rencana pembukaan kembali sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 23 Tahun 2010 Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran di Rumah pada Masa Luar Biasa Penyebaran Covid-19. Kontennya mencakup serangkaian protokol dan prosedur yang aman saat sekolah dibuka kembali.

Termasuk di satu sisi, menginstruksikan satuan pendidikan untuk mengatur mekanisme kedatangan dan kedatangan peserta didik. Kedua, sarana dan prasarana sekolah hendaknya dibersihkan secara rutin minimal dua kali, yaitu sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

Ketiga, sekolah secara rutin diminta memantau kesehatan warganya terhadap gejala penyakit virus corona. Keempat, sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun.

Pengalaman Seru Kuliah Online Di Era New Normal

Kelima, menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti: B. Jaga jarak dan ikuti etika batuk dan bersin yang benar. Keenam, sekolah diminta membentuk contact person keselamatan dan keamanan di komunitasnya.

Namun surat edaran tersebut tidak memberikan rincian teknis secara rinci mengenai pembagian kegiatan belajar mengajar untuk menjamin penjarakan sosial yang aman, seperti sistem shift atau shift.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Hamid mengatakan, pihaknya masih menyusun prosedur teknis pembukaan kembali sekolah. Hal ini termasuk kemungkinan membagi gelombang masuk untuk memastikan jarak sosial.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Hingga Rabu (20 Mei), jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 19.189 kasus. Sebanyak 4.575 orang dinyatakan sembuh dan 1.242 lainnya meninggal dunia. Kurva mahkota tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Tahun ajaran baru 2020/2021 akan segera dimulai pada bulan Juli 2020. Pembahasan pembukaan kembali sekolah sehubungan dengan pandemi SARS-CoV-2.

Pdf) Dunia Pendidikan Pengajaran Di Era New Normal

Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum berencana membuka sekolah di masa PSBB transisi. Ia mengatakan, jika PSBB transisi berhasil dan berhasil maka akan dibuka sekolah-sekolah baru. Senada dengan itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sekolah baru akan dibuka pada Januari 2021.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad, mengakui belum ada keputusan resmi pemerintah mengenai wacana pembukaan sekolah.

Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (07/06), Kepala Kantor Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Evy Mulyani mengumumkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan segera membuka sekolah di zona hijau karena COVID 19 . -19 kotak roda gigi. Dijelaskannya, pembukaan lembaga pendidikan dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan protokol kebersihan.

Pembicaraan tentang pembukaan kembali sekolah di tengah epidemi juga mendorong pejabat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyebarkan kuesioner untuk mengumpulkan pendapat dari siswa, guru, dan orang tua.

Peluang Dan Tantangan Kerja Generasi Milenial Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru (new Normal)

Survei tersebut disebar di akun Facebook pribadinya pada 26 hingga 28 Mei 2020. Sebanyak 9.643 siswa, 18.111 guru, dan 196.546 orang tua mengikuti survei tersebut. Mereka berasal dari 91 kabupaten/kota di 25 provinsi.

Berdasarkan hasil survei, 63,7% siswa setuju dengan pembukaan kembali sekolah pada Juli 2020, sedangkan 36,3% tidak setuju, ”ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3 Juni).

Retno mengatakan para orang tua yang menyetujui pembukaan kembali sekolah beralasan jaringan internet terbatas, kesulitan membeli tunjangan internet, anak terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah, dan jenuh menemani anak pulang.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Sedangkan orang tua yang tidak setuju mempunyai alasan untuk peduli terhadap kesehatan anaknya dan memastikan fasilitas sekolah mematuhi protokol kesehatan. Mereka juga khawatir anak-anak mereka akan tertular virus dalam perjalanan ke sekolah.

Tantangan Dan Inovasi Pendidikan Di Era New Normal

Menanggapi hal tersebut, wakil ketua panitia

Ia mengatakan sulit untuk memenuhi kondisi geografis Indonesia secara merata. Sebab, ada wilayah yang masuk kategori zona hijau dan ada pula yang masuk zona kuning dan merah.

Kedua, kesenjangan antar kelas sosial, ekonomi, dan pendidikan. Dia mengatakan orang tua kelas menengah atas mungkin dapat bekerja dari jarak jauh untuk memantau pembelajaran anak-anak mereka di rumah.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi orang tua yang bekerja paruh waktu, nelayan atau petani sehingga sulit mengawasi anaknya selama pembelajaran daring.

The Effective Learning Models In The New Normal Era

“Tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh besar terhadap kemampuan mereka dalam mendukung anaknya belajar di rumah,” ujarnya.

Perbedaan kelas ekonomi menimbulkan risiko penularan virus yang berbeda-beda, lanjutnya. Menurutnya, siswa yang harus menggunakan transportasi umum berisiko tertular saat melakukan perjalanan saat sekolah dibuka kembali secara langsung.

Perlu diingat juga bahwa kondisi ekonomi orang tua juga mempengaruhi ketersediaan alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer untuk anaknya, ujarnya.

Artikel Pendidikan Di Era New Normal

Persoalan lainnya, menurut Hetifah, ketika sekolah dibuka kembali, harus memperhatikan sarana dan prasarana di sekolah yang mendukung protokol kesehatan.

Pembelajaran Dalam Era“new Normal” Di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember Tahun 2020

“Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2018), 30,52% sekolah dasar tidak atau kekurangan pasokan air,” ujarnya.

“Hingga 12,09% sekolah dasar tidak memiliki toilet yang memadai atau tidak ada, dan 35,19% sekolah dasar tidak memiliki wastafel.”

Hasbullah Thabrany, Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FIKM UI), mengatakan pembukaan sekolah bisa terjadi di zona hijau yakni. H.

Artikel Terkait

Leave a Comment