Lebih Baik Induksi Atau Caesar
Lebih Baik Induksi Atau Caesar – Di Klinik Kehamilan Sehat, kami tidak melihat manfaat proses melahirkan, namun manfaat proses tersebut bagi ibu dan anak.
Kami mengutamakan kejujuran dan transparansi dalam memberikan segala informasi, sehingga keputusan jenis anak apa yang akan dimiliki ada di tangan pasangan tersebut.
Lebih Baik Induksi Atau Caesar
Banyak yang percaya bahwa menjamin keselamatan dan kualitas layanan terbaik selama persalinan dapat dilakukan di rumah sakit – bukan di rumah sakit.
Stop‼️jangan Induksi Sebelum Tau Ini ‼️
USG di @ hasil rekomendasi kakak ipar saya @non.ayuu, pelayanannya bagus, tempatnya bagus, walaupun antre tapi pelayanannya ramah, harga bersaing, tempatnya enak dan enak, jadi gak masalah nunggunya om, dokternya menjelaskan semuanya dengan detail, tidak asal ngomong atau asal-asalan atau tidak sama sekali. 😄 Kalau keponakan teman tetangga sedang hamil, saya selalu rekomendasikan USG di sini @.
Dimana lagi kalau bukan di Klinik Kehamilan Sehat, langsung USG 4D HD ya bunda, harganya murah banget di masa sakit seperti ini. Belum lagi mendapatkan rekam medis yang detail. Saya senang sekali dengan versi A3, jadi bisa disimpan sampai bayinya besar. Tidak boleh salah memilih klinik dari anak pertama Anda, selalu kunjungi Klinik Kehamilan Sehat Jakarta.
Dari pertemuan pertama saya langsung menyukai pelayanan dan fasilitas USG di rumah sakit ini. Kami periksa ke KS Serpong dan dr Medissa. Dokternya sangat detail, apalagi dengan alat USG khusus untuk memeriksa setiap organ penting setiap bayi, mulai dari jantung, paru-paru hingga lambung. Namun, hal itu benar-benar membuat kami merasa nyaman. Insya Allah kalau ketemu, rencananya kita akan lahir disini juga. Yang penting adalah kebahagiaan istri menemukan tempat yang cocok untuk segala hal. Jumlah operasi caesar terus meningkat setiap tahunnya. Salah satunya adalah kecurangan dokter. Ada anggapan hal itu terjadi karena tidak ada proses yang jelas.
“Ha-ha-ha… Sebenarnya, ha-ha-ha…” adalah tanggapan pertama Dr. Alamsyah Aziz, SpOG ketika mendengar istilah dokter “pro-caesar” dan “pro-normal” berkembang di masyarakat. Dia tertawa lalu berdebat. “Istilah itu tidak ada.
Posisi Bayi Sungsang, Tengku Dewi Putri Melahirkan Secara Caesar
Alamsyah adalah dokter spesialis kandungan dan juga Ketua Satgas Penyakit Menular. Di bidang keilmuan, beliau juga aktif di Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Menurut dia, istilah pro-imperial dan pro-normal belum diketahui para ahli. Ia menduga istilah tersebut muncul karena dokter mungkin berbeda pendapat mengenai kondisi pasien. Menurutnya, hal itu biasa saja.
“Semua kembali pada hubungan (kepercayaan) antara dokter dan pasien,” ujarnya. “Silakan minta second opinion dari pasien, mungkin berbeda antara dokter satu dengan dokter lainnya.”
Foto Nafsiah Mboi, mantan menteri kesehatan, mengatakan kepada dokter untuk tidak mudah merekomendasikan operasi caesar kepada pasien.
Ria Ricis Ceritakan Proses Saat Melahirkan Secara Caesar Di Minggu Ke-38
Sedangkan untuk operasi caesar (SC) caranya mudah, akan memudahkan dokter. Mereka tidak perlu membuat pernyataan panjang lebar. SC saja sudah cukup, setelah SC bisa langsung dipindahkan ke RS lain. Kemudian SC akan kembali.”
Istilah dokter pro-caesar dan pro-normal semakin berkembang dan mudah ditemukan dalam diskusi publik, forum kehamilan online, dan media sosial. Bagi mereka yang ingin menjalani operasi caesar, mereka tidak ingin mencari dokter yang “pro-c-section” atau mengharapkan mereka untuk mendukung operasi caesar. Ada yang namanya mitos. Maknanya tidak jelas, tapi bisa dipercaya.
Gulang Wicaksono, warga Jawa Barat, termasuk yang meyakini hal tersebut. Ia meyakini dokter bedah caesar adalah dokter yang selalu ingin melakukan pelayanan darurat bagi ibu hamil. “Mungkin dokternya tidak mau ikut campur, dia hanya ingin cepat. Kalau operasi caesar harus operasi perut, tapi kalau normal nunggunya lama,” ujarnya. .
Pertengahan April lalu, Gulang dan istrinya hendak melahirkan melalui operasi caesar. Ia mengaku istrinya sangat ingin memiliki anak. Namun, dokter memerintahkan operasi caesar karena air ketuban wanita tersebut pecah lebih dari 24 jam.
Perlukah Memakai Pembalut Bersalin Untuk Ibu Melahirkan Caesar?
Dengan kondisi tersebut, Gulang mengaku tak diberi pilihan lain. “Kami tidak ditawari induksi (stimulasi), daripada mengambil risiko, ada baiknya ikuti saja dokternya,” ujarnya.
Gejala pro-normal dan pro-operasi caesar seringkali dijadikan alasan oleh banyak ibu hamil dan keluarganya sebagai salah satu cara memilih dokter. Mereka yang ingin operasi normal akan mencari dokter yang dikenal pro-normal.
Dosen Kebidanan Universitas Airlangga, Sofia Al-Farizi, SKeb, Bd, MKes mengatakan, memang ada dokter yang ingin melayani pasien dengan cepat dan mundur ilmunya. Padahal menurut pengetahuan saat ini, jenis persalinan yang paling utama adalah persalinan normal atau sering disebut dengan persalinan normal.
“Untuk operasi caesar (SC) sederhananya memudahkan dokter, tidak perlu tes lama-lama, tapi hanya SC, setelah SC bisa cepat pindah ke rumah sakit lain,” kata Sofia kepada wartawan detikX. . minggu lalu
Bekas Caesar 1 Kali, Apakah Bisa Melahirkan Normal?
Dalam penelitian Sofia yang dilakukan pada tahun 2018, dua dokter spesialis kandungan menegaskan bahwa operasi caesar lebih efektif. Penelitian tersebut berjudul “Studi Banding Karakteristik Kematian Ibu Sebelum dan Saat Jaminan Kesehatan Nasional di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer di Kabupaten Banyuwangi”.
“Iya betul, dari pada nonton 24 jam hanya dapat Rp 100 ribu, mending SC 2 jam saja atau lebih,” ujar salah satu dokter seperti disebutkan dalam penelitian tersebut.
Sementara itu, dokter lainnya mengatakan, “Jika penyedia layanan reguler tidak diberi imbalan (atas jasanya), maka sebaiknya Anda pergi ke SC, di mana imbalan atas layanannya lebih baik.”
Isu operasi caesar sempat disorot mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada tahun 2012. Saat itu, ketika jumlah bayi sedang tinggi, Nafsiah meminta dokter tidak menyarankan operasi caesar kepada pasien. Saat itu, belum ada badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan. Namun menurut data PT Askes, jumlah operasi caesar sangat tinggi dan melebihi batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mam, Simak Tips Melahirkan Normal Berikut Ini!
Memasuki masa BPJS pada tahun 2014, Nafsiah mengatakan situasi kelahiran sesar sangat buruk. Lalu kita lihat ketika ada BPJS, jumlahnya meningkat, kata Nafsiah kepada wartawan detikX, pekan lalu.
Hal senada juga diungkapkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pada tahun 2019, Terawan mengungkapkan tingginya angka operasi caesar menjadi penyebab kolapsnya BPJS Kesehatan. Menurutnya, hal itu dilakukan karena adanya kemungkinan terjadinya penipuan saat melakukan operasi caesar.
Aborsi harus dibatasi karena mempunyai lebih banyak efek samping dibandingkan kelahiran normal. Pada tahun 2015, WHO melaporkan bahwa operasi caesar dapat mengakibatkan komplikasi, kecacatan, dan bahkan kematian.
Data BPJS Kesehatan yang diperoleh dari puskesmas primer dan sekunder menunjukkan sebanyak 2.462.669 bayi lahir pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut, 41,34 persen atau 1.018.113 di antaranya dilahirkan melalui operasi caesar.
Perbedaan Melahirkan Normal Dan Caesar, Ini Kelebihan Dan Kekurangannya!
WHO merekomendasikan agar semua negara mengurangi jumlah kelahiran sesar. WHO merekomendasikan jumlah operasi caesar di suatu negara tidak boleh melebihi 15 persen dari jumlah bayi. Jika kita memanfaatkan situasi ini pada tahun 2021, seharusnya hanya ada 369.400 kelahiran caesar.
Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Dr. Alamsyah Aziz, SpOG, menilai data tersebut tidak bisa dijadikan bahan evaluasi karena hanya menggambarkan kelahiran yang menimpa pasien BPJS Kesehatan. Hal ini tidak mencerminkan keseluruhan populasi. Sebab, ada bayi baru lahir yang tidak menggunakan BPJS Kesehatan.
Foto mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putran yang sebelumnya menyebut tingginya angka operasi caesar turut menyumbang defisit BPJS kesehatan.
“Anda harus melihat catatan inti komunitas. Informasi dari BPJS Kesehatan berdasarkan pihak rumah sakit, kata Alamsyah. “Kalau kelihatannya (dari data masyarakat) hasil operasi caesar tinggi sekali, mungkin itu harus dievaluasi. Pertama soal identitas, lalu soal tindakan, pengobatan, dan sebagainya.”
Arti Nama Anak Kedua Aldi Taher Dan Salsabillih
Sayangnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak punya catatannya, kata Alamsyah. Hal serupa juga disampaikan oleh tiga anggota Kementerian Kesehatan: database terlengkap adalah BPJS Kesehatan. Mereka adalah Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya, Dirjen Pelayanan Kesehatan Siti Khalimah dan Kasubdit Pelayanan Medis dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Nani Hidayanti Widodo.
BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Departemen Manajemen Mutu dan Biaya (TKMKB) dalam upaya menurunkan angka operasi caesar. Menurut Ketua TKMKB Adang Bachtiar, setidaknya ada dua permasalahan yang menyebabkan tingginya jumlah lulusan.
Pertama, sistem kesehatan primer (fasilitas kesehatan primer). Adang menjelaskan, ada permasalahan pada kualitas tenaga kesehatan di rumah sakit primer. Dokter dan bidan di sana belum cukup mumpuni untuk mengenali tingginya risiko seorang ibu hamil.
“Kalau kondisinya sangat sulit, disuruh ke rumah sakit untuk melahirkan, sudah terlambat, jadi keputusannya adalah operasi caesar,” kata Adang kepada wartawan detikX, pekan lalu.
Induksi Saat Melahirkan, Ketahui Penyebab Dan Risikonya –
Permasalahan lainnya adalah rendahnya gaji yang diterima bidan. Menurut Adangová, gaji bidan saja tidak cukup. Padahal, secara teknis, persalinan normal oleh bidan lebih sulit dan memakan waktu lebih lama dibandingkan operasi caesar.
Bidan penolong persalinan hanya digaji Rp600 ribu. Meski harganya ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun besarannya ditentukan oleh pemerintah.
“BPJS tidak salah, makanya pemerintah salah, karena apa yang tidak menentukan biayanya memadai? kata Adang. “BPJS kan cuma pembayar.
Masalah kedua yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah operasi caesar adalah informasi yang salah dari para profesional kesehatan. Adang mengatakan, ada dokter yang bekerja tidak sesuai kondisi. Dokter melakukan operasi caesar tanpa indikasi medis yang jelas.
Persiapan Melahirkan Caesar Kedua? Berikut Tipsnya
Adang menjelaskan, POGI sebenarnya menciptakan kondisi tersebut berdasarkan klasifikasi Robson. Namun standar tersebut tidak ditegakkan oleh pemerintah dalam Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (NMPK).
“Sampai saat ini belum pernah ada PNPK terkait persalinan, apalagi operasi caesar kan, harusnya ada,” ujarnya. “Otoritas Pengatur Asuransi Kesehatan Nasional perlu lebih tanggap terhadap kebutuhan akan layanan kesehatan berkualitas dan mengelola biaya.”
Oleh karena itu, menurut Adango, dokter tidak bisa dituduh melakukan penipuan. “Partai yang seharusnya membangun sistem dengan baik, PNPK salah satunya,” kata Adang.
Direktur Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siti Khalimah mengatakan Kementerian Kesehatan tidak bisa memberikan PNPK dimaksud. Sebab PNPK tidak bisa berdasarkan tindakan.
Bunda, Ini Alasan Medis Yang Menyebabkan Induksi Persalinan
“PNPPK itu penyakit atau penyakit, saat ini kelompoknya aktif, jadi tidak bisa dibuat kelompoknya di PNPC. Yang bisa dilakukan adalah penyakit.