Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar
Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar – Proses menyusui sangat menentukan optimalisasi pemberian ASI pada si kecil. Dalam proses menyusui, Anda juga harus memperhatikan durasi menyusui yang benar, pengaplikasian dan posisi saat menyusui.
Seorang ibu menyusui mengajak anaknya mengikuti permainan lapangan bersama di Desa Klakah, Sela, Bayalali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Saat ini terdapat 234 anak yang mengungsi dari rumahnya di Kabupaten Merapi yang rawan bencana dan tinggal di kamp pengungsian di Desa Klakah.
Manfaat Teknik Menyusui Yang Benar
JAKARTA, —Air susu saudara atau ASI mengandung beragam zat sehat yang dibutuhkan bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan anak yang dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI sangatlah penting. Namun, ibu harus memastikan ASI tersuplai dengan benar.
Panduan Lengkap: Cara Dan Teknik Posisi Menyusui Yang Benar
Klara Yuliarti, dosen Departemen Gizi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Chipto Mangunkusumo mengatakan, hal pertama yang perlu diajarkan kepada ibu saat menyusui adalah cara pelekatan yang benar.
Untuk menentukan perlekatan yang benar, Anda dapat melihat antara lain potongan melintang Areola yang lebih terlihat jelas di atas mulut bayi. Mulut bayi juga tampak terbuka lebar saat menyusu. Selain itu, dagu anak menyentuh payudara ibu.
“Pengaplikasian yang benar sangat penting agar bayi dapat menyerap ASI secara optimal. Minggu-minggu pertama masa menyusui akan menjadi waktu bagi ibu dan anak untuk saling mengenal. “Pada masa ini, para ibu juga akan belajar mengenali tanda-tanda bayi lapar atau tidak mau menyusu,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/1/2022).
Selain itu, durasi menyusui harus diperhitungkan. Menyusui anak sebaiknya berlangsung minimal 10 menit. Hal ini diperlukan agar bayi dapat memperoleh isi foremilk dan hindmilk bersama ASI.
Mengenal Pijat Laktasi Dan Pijat Oksitosin Untuk Mendukung Ibu Menyusui Memberikan Asi
Dalam lima menit pertama, ASI yang dikeluarkan kaya akan laktosa rendah kalori. Sedangkan dalam 5-10 menit berikutnya, ASI kaya akan protein, lemak, dan kalori lebih banyak. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak menyusui lebih dari 10 menit, agar bayi menerima seluruh komponen penting ASI.
Clara mengatakan, posisi menyusui juga menentukan keberhasilan menyusui. Ada banyak posisi yang bisa digunakan untuk menjaga kenyamanan ibu dan bayi saat menyusui. Mengubah posisi menyusui membantu mengosongkan seluruh bagian payudara.
Hal lain yang tak kalah penting adalah memastikan inisiasi menyusui dini. Proses AMD bisa dimulai segera setelah bayi lahir, setidaknya satu jam setelah lahir sebelum pemberian ASI pertama.
Dalam lima menit pertama, ASI yang dikeluarkan kaya akan laktosa rendah kalori. Sedangkan dalam 5-10 menit berikutnya, ASI kaya akan protein, lemak, dan kalori lebih banyak.
Manfaat Asi Eksklusif Untuk Bayi Dan Ibu, Busui Perlu Tahu
IMD wajib memberikan kolostrum sebagai imunisasi pertama bayi. Selama proses IMD, bayi juga belajar menyusu secara efektif dan dapat meningkatkan kadar endorfin ibu sehingga dapat merangsang produksi prolaktin untuk meningkatkan produksi ASI.
Klara menilai, kandungan baik ASI tidak bisa digantikan oleh makanan dan minuman lain. ASI mengandung berbagai zat bermanfaat bagi bayi, seperti daya tahan tubuh, hormon baik, anti alergi, anti parasit, faktor pertumbuhan bayi, enzim, mineral dan vitamin.
Dalam jangka pendek, pemberian ASI eksklusif atau pemberian ASI selama enam bulan pertama kehidupan dapat menurunkan risiko gangguan pencernaan dan pernafasan. Dengan cara ini, pertumbuhan, perkembangan, dan berat badan anak yang optimal dapat tercapai.
Clara mengatakan, setelah enam bulan pertama setelah melahirkan, sebaiknya ASI tetap diberikan bersama Air Susu Ibu (MPASI). Pemilihan makanan pendamping ASI juga harus diperhatikan untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal. Makanan yang mengandung protein hewani merupakan makanan penting bagi bayi.
Tak Melulu Buruk, Berikut Manfaat Menyusui Sambil Tiduran!
Sejumlah ibu menyusui sekaligus di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) di Jakarta pada Rabu (3/8/2016) dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia. KPPPA akan mendorong terselenggaranya laktasi dan pengasuhan anak di seluruh kementerian dan lembaga pemerintah kota. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa ibu yang bekerja dapat terus memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.
Meskipun ASI baik untuk tumbuh kembang anak, namun Indonesia masih kekurangan pemberian ASI eksklusif. Faktanya, pencapaian pemberian ASI eksklusif 24 jam pada anak usia 0 hingga 5 bulan semakin menurun. Berdasarkan data Survei Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi pemberian ASI eksklusif 24 jam sebesar 64,5 persen dan akan menurun menjadi 52,5 persen pada tahun 2021 (Hasil Survei Gizi Indonesia 2021).
Ketua Kelompok Kerja Menyusui Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Naomi Esteternita mengatakan, berbagai faktor bisa menjadi penghambat pemberian ASI. Faktor-faktor ini dapat dideteksi baik pada bayi maupun pada ibu.
Pada bayi, hal ini biasanya terjadi pada bayi sakit/prematur, bayi kembar, bayi dengan kelainan anatomi bibir, pertambahan berat badan kurang optimal, malposisi pelekatan, dan kesulitan perlekatan akibat kelainan lidah dan mulut.
Semoga Membantu Bund 😊 #menyusuibayi #menyusuiyangbenar #caramenyusui
Di sisi lain, dapat terjadi pada ibu karena depresi, kurangnya dukungan keluarga, keterlambatan inisiasi menyusui, ibu sakit yang memerlukan obat, anatomi payudara kurang baik, dan nyeri payudara saat menyusui.
Naomi mengatakan, hambatan tersebut bukan berarti para ibu tidak bisa menyusui. Jika pemberian ASI dilakukan dengan benar, proses menyusui tetap dapat terlaksana sehingga bayi dapat memperoleh ASI secara optimal.
Tenaga profesional seperti dokter anak berperan penting dalam mendukung keberhasilan menyusui. Oleh karena itu, dokter harus terdidik dan terampil untuk membantu proses menyusui yang benar. Faktanya, saat ini edukasi mengenai proses menyusui yang benar masih belum memadai.
“IDAI akan berupaya meningkatkan kompetensi dokter anak untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI melalui edukasi. “Pelatihan ini rencananya akan dilaksanakan secara daring (online) dan offline (luring atau tatap muka) selama dua hari dengan materi berbeda seperti keterampilan konseling ASI, positioning dan attachment, teknik ekspresi ASI dan responnya” ujarnya.