Perkembangan Teknologi Di Era 4.0

Perkembangan Teknologi Di Era 4.0 – Semarang (03/08/2022) – Perkembangan revolusi industri 4.0 merupakan tantangan nyata abad ke-21. Masyarakat memerlukan pemahaman yang mendasar dan dapat mengikuti perkembangan jaman guna mentransformasikan suatu negara dari kategori berkembang menjadi negara maju. Tim Undip II 2021/2022. Desa Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan mempunyai misi mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemajuan teknologi otomasi di era revolusi 4.0

Sebuah program edukasi masyarakat yang berhubungan dengan perkembangan teknologi otomasi pada masa revolusi 4.0 telah memilih Nur Lailatul Qodary Widiandara dari program Teknologi Rekayasa Otomasi Universitas Diponegoro sebagai kegiatan awal informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa Purwoyoso tentang perkembangan terkini. teknologi. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bagaimana hidup dengan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya teknologi otomasi.

Perkembangan Teknologi Di Era 4.0

Perkembangan Teknologi Di Era 4.0

Diskusi dan sharing yang berlangsung dalam program acara ini menimbulkan antusiasme dan reaksi positif dari para peserta. Ada peserta yang mengatakan bahwa pendidikan ini bermanfaat karena saat ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan akibat tergantinya teknologi. Dengan adanya pendidikan ini, masyarakat masa depan akan lebih siap menghadapi kemajuan teknologi yang terus berkembang.

Regulasi Digital Bank 4.0 Dan Fintech Pada Era Revolusi Industri 4.0

Setelah dilaksanakannya pendidikan ini diharapkan masyarakat menjadi sadar dan mulai aktif mencari informasi serta memahami dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan teknologi serta mengubah pola pikir yang masih menyangkut teknologi tradisional yang sudah tidak relevan lagi. Agar generasi mendatang tidak bingung dengan perkembangan teknologi dan juga lebih inovatif dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan cemerlang untuk bangsa Indonesia. Revolusi Industri merupakan perubahan mendasar dalam cara hidup dan proses kerja manusia, dipadukan dengan kemajuan teknologi informasi yang dapat mengintegrasikan kehidupan dunia digital yang dapat mempengaruhi seluruh disiplin ilmu. Revolusi industri 4.0 memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan bermasyarakat, mulai dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan pesatnya perkembangan komputerisasi dan kehadiran internet. Dengan munculnya Internet, proses memperoleh informasi menjadi sangat cepat. Banyak hal menarik mengenai revolusi industri 4.0. Berikut 3 fakta terkait revolusi industri 4.0.

Istilah Industri 4.0 mulai digalakkan di Jerman ketika pameran tersebut diadakan di Hannover pada tahun 2011. Industri 4.0 adalah bagian dari apa yang disebut kebijakan rencana pembangunan di Jerman.

Adalah istilah yang menggambarkan data dalam jumlah besar, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur.

Menjadi populer karena pesatnya perkembangan Internet dan dikaitkan dengan data dalam jumlah besar.  Big data sangat membantu perkembangan revolusi industri 4.0 karena dapat menyediakan banyak data yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan berbagai aspek masyarakat.

Perkembangan Sains Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya, industri akan menjadi lebih kompak dan efisien. Namun ada juga risiko yang mungkin timbul, misalnya berkurangnya sumber daya manusia akibat penggantian mesin atau robot. Era digital mendorong dunia menuju revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kombinasi teknologi yang mengaburkan batasan antara fisik, digital, dan biologis. Hal ini ditandai dengan hadirnya sejumlah penemuan teknologi baru di sejumlah bidang, antara lain robotika, kecerdasan buatan, blockchain, IoT, dll. Kampus, Berita – Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan tidak terbendung memaksa perusahaan untuk terus berkembang jika ingin tidak mau ketinggalan. Demikian salah satu ucapan Ir Hadjar Seti Adji MEng Sc, Direktur Human Capital PT Waskita Karya (Persero) Tbk, kepada mahasiswa Fakultas Teknik Lingkungan dan Kebumian (FTSLK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ) Surabaya. Acara ini dilaksanakan di aula gedung Pusat Penelitian pada tanggal 22 Maret 2019.

Hadjar menjelaskan perkembangannya sangat pesat dari industri 1.0 ke 4.0. Industri 1.0 dimulai sekitar tahun 1920an dan 1930an ketika aktivitas mekanis berasal dari mesin uap. Industri 2.0 melanjutkan produksi massal dengan menggunakan listrik. Kemudian Industri 3.0 dengan era IT (teknologi informasi) dan otomasi. Mulai saat ini, kita bergerak menuju industri 4.0 dimana seluruh mesin dan industri terhubung dengan jaringan IoT (Internet of Things). Selain itu, ada fenomena unik di industri yaitu zaman perubahan. Periode ini ditandai dengan hadirnya empat faktor yaitu VUCA (

Dan manajemen masa depan. “Situasi ini (VUCA, Red.) membuat perusahaan-perusahaan yang sukses di masa lalu menjadi kacau,” ujarnya.

Perkembangan Teknologi Di Era 4.0

Menyasar industri-industri yang sudah besar dan eksis serta menjadi perusahaan yang terdiam akibat perubahan teknologi. Hadžer memberi contoh

Memahami Era Revolusi Industri 4.0 Dan Manfaatnya!

Untuk membeli barang, sehingga industri ini sangat sibuk. Namun kini mereka tidak perlu pergi ke sana karena bisa berbelanja online. “Inilah penyebab situasi ini

Dapat diartikan sebagai ketidakpastian. Dalam dunia industri dan bisnis, tren yang berkembang di masyarakat tidak dapat diprediksi. Misalnya tren perkembangan nilai tukar yang sangat sulit diprediksi, tren perkembangan

Hiburan dan makanan. Semuanya tidak dapat diprediksi. Dampak terbesarnya adalah ketidakpastian kebijakan masing-masing negara yang akan berdampak pada industri dan pengusaha, kata Hadjar.

 dapat diartikan kompleksitas, namun dalam dunia industri diartikan sebagai hubungan antar setiap parameter yang mempunyai pengaruh. Contoh parameter kompleksitas adalah biaya, bahan baku, lingkungan, kepentingan masyarakat, dan lain sebagainya. Lingkungan mempengaruhi kepentingan masyarakat. Kepentingan masyarakat dapat mempengaruhi produksi, dan juga bahan baku yang digunakan. Bahan baku mempengaruhi biaya yang dikeluarkan, dll. “Setiap parameter tidak bisa diabaikan karena berdampak pada industri,” kata pria yang merupakan mantan Manajer Cabang PT PP (Persero) Tbk pada 2006-2008 itu.

Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0: Pentingnya Peningkatan Kompetensi

 Istilah ini membingungkan perusahaan ketika menentukan tujuan. Keempat faktor inilah yang dapat menyebabkan kehancuran suatu industri secara tiba-tiba. Semua perubahan bisa lebih berhasil atau lebih buruk, hingga kebangkrutan. Oleh karena itu, setiap industri harus menyadari disrupsi yang terjadi di industrinya melalui VUCA. “Ini kuncinya agar industri tetap berjalan dan tidak setengah-setengah,” ujarnya.

Tanda lain dari perubahan zaman adalah inovasi. Hadjar menjelaskan, dalam inovasi ada dua parameter yang menyebabkan kerugian bagi industri, yaitu

 adalah inovasi yang terdiri dari peningkatan terus-menerus pada teknologi yang sudah ada, bukan menghancurkan atau mematikan teknologi lama. Contohnya adalah foto digital megapiksel (MP). Inovasi awalnya kecil megapiksel (lima MP), kemudian menjadi sepuluh MP dan ditingkatkan menjadi 50 MP. Kehadiran inovasi 50MP tidak akan merusak teknologi 5MP karena masih ada masyarakat yang menggunakan teknologi 5MP, kata Hadjar.

Perkembangan Teknologi Di Era 4.0

Sebuah inovasi baru yang membunuh teknologi lama. contohnya adalah teknologi roll film, sedangkan inovasi terbaru adalah digitalisasi data foto. Teknologi baru ini sangat digemari masyarakat karena memungkinkan melihat foto secara langsung dan tanpa kendala. Sedangkan film roll jarang digunakan karena teknologi ini berukuran besar. “Inovasi disruptif sangat berbahaya bagi perusahaan, jika perusahaan tidak berkembang dengan cepat maka bisa tertinggal,” kata Hadjar.

Transformasi Penilaian Kinerja Di Era Industri 4.0: Menuju Pendekatan Yang Kontekstual Dan Berkelanjutan

Ilmu ini menjadi modern pada akhir dekade ini. Model bisnis berdasarkan konsep berbagi sumber daya. Hadjar mengatakan banyak perusahaan yang tidak memiliki sumber daya, namun eksis di bidang tersebut. Contohnya adalah perusahaan Ali Baba. Perusahaan besar ini tidak memiliki toko dan barang, melainkan menjual barang. Contoh lainnya adalah Air BnB, perusahaan akomodasi terbesar di dunia, namun belum ada hotelnya. Kemudian perusahaan Netflix bergerak di dunia film, namun tanpa bioskop. Perusahaan Facebook yang memiliki banyak konten tetapi tidak membuat konten. Dan banyak perusahaan lain yang dapat bersaing dengan perusahaan lama yang memiliki sumber daya lebih banyak. “Itulah yang diharapkan dari perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang mampu bersaing dengan mereka,” jelas Hadjar.

Tanda keempat adalah manajemen masa depan. Banyak pekerja muda pemilik perusahaan yang mengembangkan banyak ramalan tentang perkembangan perusahaan di masa depan yang mereka jadikan acuan saat ini. Hal ini sangat kontras dengan para pekerja lanjut usia yang seringkali lebih memilih kejayaan masa lalu sebagai acuan masa kini. Hadjar menemukan bahwa perusahaan milik generasi muda mudah beradaptasi dengan tren masa kini karena mudah ditebak, sedangkan pekerja berusia lanjut tetap membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan manajemen perusahaan.  “Saya berharap para mahasiswa dapat mewaspadai masa perubahan industri ini, sehingga mereka tidak terkejut dengan perubahan yang dinamis dan cepat ini di kemudian hari,” tutupnya. (qin/owi) 9 Desember 2019 12:15 9 Desember 2019 12:15 Diperbarui: 9 Desember 2019 13:02 2084 0 0

            Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan kata “Revolusi Industri 4.0” bukan? Namun apa sebenarnya revolusi industri 4.0 itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap kita? Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita bahas dulu awal mula terjadinya revolusi industri 4.0. Ini dirancang untuk pertama kalinya oleh sekelompok perwakilan ahli dari berbagai bidang dari Jerman, pada tahun 2011 di pameran di Hannover. 

Dijelaskan, industri kini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah dengan cepat. Pemerintah Jerman menanggapi gagasan ini dengan serius dan segera meresmikan gagasan ini. Setelah gagasan ini diresmikan, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas penerapan Industri 4.0.

Digital 4.0, Bukti Ramalan Einstein

Pada tahun 2015, Angela Markel memaparkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di World Economic Forum (WEF). Saat ini kita sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Lalu apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0 itu? Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep otomasi yang dilakukan oleh mesin yang tidak memerlukan tenaga manusia untuk beroperasi. Dimana hal ini merupakan faktor penting yang diperlukan oleh para pelaku industri untuk efisiensi waktu, tenaga kerja dan biaya. 

Penerapan revolusi industri 4.0 pada pabrik-pabrik saat ini disebut juga dengan smart factory. Tidak hanya itu,

Artikel Terkait

Leave a Comment